Kamis, 07 Desember 2017

HIMAKOVA 2017



RINGKASAN LAPORAN ILMIAH
EKSPEDISI EKSPLORASI FAUNA DAN EKOWISATA INDONESIA (RAFFLESIA 2017)

“Eksplorasi Keanekaragaman Hayati Flora dan Fauna Serta Pengembangan Ekowisata Berbasis Sosial Masyarakat sekitar Cagar Alam Leuweng sancang,kabupaten Garut, Provisi Jawa Barat”

 Deskripsi Ekspedisi RAFFLESIA 2017
Eksplorasi Fauna Flora Dan Ekowisata Indonesia (RAFFLESIA) merupakan kegiatan tahunan Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumber Daya Hutan Dan Ekowisata (HIMAKOVA), fakultas kehutanan , Institut Pertanian Bogor (IPB) yang berbentuk kegiatan eksplorasi keanekaragaman hayati, Inventarisasi potensi ekowisata dan kajian social budaya masyarakat lokal untuk menghasilakan sebuah rekomendasi yang berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan kawsan termasuk pelestarian fungsi kawasan ekosistem. Kegiatan RAFFLEISA memfasilitasi mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang didapatkan di perkuliahan maupuun pendalaman melalui kelompok pemerhati (KP). Selain itu , kegitan ini juga menjadi sarana untuk mnjalin hubungan dengan pengeloa kawasan konservasi sebagai wujud tridharma perguruan tinggi . kegiatan RAFFLESIA telah terlaksana sebanyak 9 kali pada kawasan konservasi di Indonesia . pada tahun 2017 kegiatan RAFFLESIA di selenggarakan melalui kerjasama dengan Cagar Alam Leuwung Sancang dan Balai BKSDA Jawa Barat.

2.      Pelaksanaan kegiatan
         Kegiatan Ekspedisi RAFFLESIA 2017 dilaksanakan pada tanggal 17-27 Januari 2017. Kajian ekologi (flora da fauna) dilaksanakan di tipe tipe ekosistem yang menjadi focus dalam kajian ini yaitu hutan mangrove , hutan pantai, dan hutan dataran rendah, sedangkan kajian social budaya masyarakat dilaksanakan di Desa Sancang dan Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat

3.      Kajian ekologi
3.1  Kajian fauna
3.1.1        Inventarisasi Mamalia
            Kegiatan Inventarisasi mamalia menggunakan metode pengamatan langsung yang terdiri darimetode transek garis (line transect) dan pengamatan cepat (rapid assesment) serta pengamatan tidak langsung yaitu dega penggunaan perangap (trapping) dan metode kabut (misnetting). Hasil inventarisasi di ekosistem hutan mangrove,hutan pantai, dan hutan dataran rendah, ditemukan seanyak 14 jenis mamalia dari 10 famili dengan 7 jenis yang di lindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 dan 10 jenis termasuk Appendix CITES (Convention on international Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Beberapa jenis mamalia yang ditemukan di Cagar Alam Leuweng Sancang yang dilindungi PP No. 7 Tahun 1999 yaitu Owa jawa (Hylobates Moloch), lutung budeng ( Trachypithecus auratus) surili ( presbytis comate ), kukang (nycticebus javanicus), jelarang ( Ratufa bicolor). Appendix II, maupun Appendix III dan termasuk kedalam jenis jenis yang terancam menurut IUCN Redlist.

3.1.2        Inventarisasi Burung
            Kegiatan Inventarisasi burung menggunakan kombinasi dari metode point count dan daftar jenis MacKinnon. Hasil inventarisasi mendapatkan 76 jenis burung dari 31 famili. Jenis dari burung falmili alcedinidae paling sering ditemukan di ketiga lokasi pengamatan yaitu sebanyak 7 jenis. Beberapa jenis burung endemik jawa ditemukan di habitat ini, yaitu takur tulung tumpuk (Magalaima nigrorufus). Habitat burung di CA Leuweung Sancang tergolong baik karena masih ditemukan jenis konsumen tingkat teratas dalam rantai makanan yaitu jenis elang laut perut putihh (haliaeetus leucogaster) elang ular bido (Spilornis cheela), elang alap nipon (accipiter gularis), dan elang jawa (Spizaetus bartelsi ). Dalam sebuah ekosistem ,raptor mempunyai peranan penting sebagai pemangsa puncak (top predator) untuk mengontrol popolasi mangsanya. Selain itu, keberadaannya dapat juua sebagai indicator kondisi sebuah ekosistem karna jenis ini peka terhadap perubahan lingkungan.

3.1.3         inventrisasi Herpetofauna
            Metode yang digunakan dalam  pengamatan herpetofauna adalah Visual Encounter Survey (VES). Metode yang dikombinasikan dengan VES adalah metode transek, metode random walk design, dan metode pasif glue trap. Pengamatan yan dilakukan di 3 tipe ekosistem yaittu ekosistem hutan pantai, ekosoistem hutan daratan rendah , dan akuatik di temukan sebanyak 30 jenis herpetofauna yang terdiri dari 12 famili dengan rincian sebanyak 11 jenis amfibi dan 19 jenis reptil. Jenis dominan yang terdapat di CA Leuweung Sancang yaitu jenis Chalcorana chalconoto.Sementara penyebaran Polypedates leucomystax menyebar merata pada ekosistem akuatik, hutan pantai, dan hutan dataran rendah. Terdapat satu jenis yaitu (limnonectes macrondon) memiliki status VU (vulnerable) yang rentan terhadap pemanfaatan yang berlebihan atau degradasi habitat  karena trend populasinya yang terus menerus sehingga dikhawatirkan dalam waktu cepat menuju proses kepunahan. Pada salah satu ekosistem , yaitu ekosistem hutn dataran r endah , ditemukan satu jenis katak dari famili Rhacophoridae yaitu  polypedates macrotis yang berdasarkan persebarannya hanya di temukan di Kalimantan dan Sumatra . Menurut IUCN red list katak ini tidak tersebar di pulau jawa. Katak ini secara umum menyerupai Polypedates leucomstax dengan ciri khusus garis hitam memanjang dari belakang mata menutupi timpanum. Seperti spesies Polypedates lainnya, kaki belakang yang luas berselaput.


3.1.4        Inventarisasi Kupu-Kupu
            Metode yang digunakan dalam  inventarisasi kupu-kupu adalah metode time search yang dilakukan pada 3 tipe habitat, yaitu lahan terbuka, hutan riparian, dan hutan tertutup. Waktu pengambilan data dilakukan mulai pukul 08.00 – 12.00 WIB berdasarkan waktu aktif kupu- kupu. Jumlah kupu-kupu yang ditemukan sebanyak 87 jenis kupu-kupu yang terdiri dari 412 individu  terbagi kedalam lima famili yaitu Papilionidae, Nymplialidae, pieridae, Lycanidae, dan Hesperiidae. Komposisi jenis kupu kupu palinng banyak dijumpai pada tipe habitat lahan terbuka sedangkan komposisi jenis kupu-kupu palinng sediki pada tipe habitat riparian. Ketika tipe habitat penelitian memliki jenis kupu-kupu dominan yang berbeda.pada tipe habitat lahan terrbuka didominasikan oleh jenis Catopsilia Pomana y yang berasal dari familli pieridae, sedangkan pada tipe habitat riparian didominasikan oleh kupu-kupu  jenis Papilio Peranthus dari famili Papilionidae, dan pada tipe habitat lahan tertutup di dominasikan oleh jenis Ideopsis juventa dari famili Papilionidae terdapat tiga jenis kupu-kupu yangdilindungi undang undan dan peraturan pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang perlindungan keanekaragama Hayati yaitu Troides cuneifera Troides amphysus dan Troides Helena.


3.2  Kajian Flora
         Inventarisasi keanekaragaman spesies tumbuhan dilakukan dengan analisis vegetasi meggunakan metode jalur berpetak, sedangkan metode analisis habitat yang di gunakan untuk mendapatkan data kondisi habitat dan jenis tumbuhan yang ada disekitar RAFFLESIA PATMA dan Shorea Javanica. Hasil analisis vegetasi yang dilakukan pada tipe tipe ekosistem menunjukan bahwa terdapat 146 jenis tumbuhan pada huan dataran rendah, 107 jenis pada hutan pantai dan 7 jenis pada hutan mangrove.
         Pada ekosistem hutan dataran rendah, jumlah individuu terbanyak yaitu jenis Gajahan (Heliotropium Indicum) pada tingkat semai jenis lapis kulit (kibessia azurea) pada tingkat pancang , jenis mancaranga tananius dan lapis kulit (kibessia azurea) pada tiang dan jenis Teurep ( Artocarpus elastic) pada pohon. Sedangkan pada ekosistem hutan pantai, jumlah pada individu terbanyak yaitu jenis Ki Balanak (Avicennia officanalis) pada tingkat semai, jenis langkap (Tinosmicium petiolare) pada tingkat pancang, jenis Tenggek caah (Nauclea pallid) pada tingkat tiang dan jenis Brogondolo (Hernandia Peltata) serta singalawang pada tingkat pohon.
         Analisis habitat sekitar pohon Shorea javanica telah ditemukan 32 jenis tumbuhan yang dibedakan dalam tingkat pertumbuhan semai dan tumbuhan bawah 10 jenis , pacang 9 jenis , tiang 8 jenis , dan 11 jenis pohon. Sedangkan analisis habitat sekitar rafflesia atma menunjukan bahwa terdapat 39 jenis tumbuhan dengan jumlah pohon sebanyak 156 pohon.
               

Tidak ada komentar:
Write komentar