10 Etika Bermedia Sosial dalam Islam
Assalamualaikum ....
Kadang dunia maya membuat kita merasa memiliki ruang yang
lebih luas, bahkan tak terbatas, untuk mengekspresikan diri kita. Komentar
sana-sini, celetuk A sampai Z, share ini itu, upload berbagai macam foto,
video, snapgram, status... membuat kita merasa sibuk dan telah menjelajah.
Padahal di dunia nyata, beranjak dari tempat duduk pun tidak.
Seperti kegiatan pada umumnya, aktivitas di dunia maya ini
bisa jadi media kebaikan atau bumerang bagi kita. Dan tentunya, kita ingin
setiap perbuatan kita di dunia maya bermanfaat bagi kita maupun orang banyak,
dan tentunya baik di mata Allah Subhaanahu wa ta'aala. Oleh karena itu,
diperlukan kebijakan, kedewasaan, dan etika dalam mengolah potensi yang satu
ini.
Gak perlu khawatir! Karena dalam Islam, segala sesuatunya
sudah diatur, termasuk hal-hal yang sering dianggap remeh seperti bermedsos ria
ini. Apa aja sih etika yang harus kita terapkan dalam bermedia sosial?
1. Selalu Merasa Diawasi Allah
Ingat! Secanggih-canggihnya CCTV, ada Yang Maha Mengawasi
dan Maha Melihat. Apapun yang kita post, termasuk niat di balik postingan
tersebut, sadarilah selalu bahwa semua itu diketahui oleh Sang Maha Tahu.
Kesadaran ini disebut muraqabah. Dengan selalu merasa diawasi Allah, maka
pastilah kita takut melanggar batasan-batasan agama dalam memanfaatkan media
sosial. Karena Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Jika kamu menampakkan sesuatu atau menyembunyikannya, maka
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 54).
2. Semuanya akan Dihisab
Iya, semuanya. Kan, setiap perbuatan akan dihisab, meski
seberat dzarrah. Artinya, setiap kalimat, foto, video yang kita unggah, akan
dipertanyakan kelak di akhirat. Allah berfirman,
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat Dzarrah,
niscaya dia akan melihat balasannya. Barangsiapa mengerjakan kejahatan sebesar
Dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya.”
(QS. Az-Zalzalah: 7-8).
3. Jika Bermanfaat Gunakan, Jika Mudharat Tinggalkan
Tidak masalah jika segala sesuatu yang kita share bermanfaat
bagi orang banyak. Yang salah adalah ketika sesuatu yang kita sehare justru
mengundang permasalahan, sia-sia, maupun menjatuhkan harga diri orang lain.
Intinya, jika suatu media sosial bermanfaat bagi kehidupan kita, maka tak ada
salahnya untuk memanfaatkannya. Namun jika itu justru membawa lebih banyak
kerugian, maka menghentikan aktivitas tersebut adalah keputusan yang bijak.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah ia
meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. At Tirmidzi).
4. Bertanggung Jawab
Menggunakan media sosial berarti kita bertanggung jawab atas
semua yang kita post di publik, termasuk mem-follow, share, Iike, retweet,
repost, comment dan lain-lain. Seorang muslim yang beretika baik akan
berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu atau menanggapi sesuatu.
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu
ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati akan diminta pertanggung
jawabannya.” (QS. Al-Isra’: 36)
5. Menjaga Batasan Pergaulan
Batasan ini terkhusus pada hubungan antar lawan jenis. Meski
tidak bertatapan langsung, media sosial mampu membawa jerat-jerat penyakit hati
di setiap interaksi lawan jenis. Maka batasilah interaksi dengan lawan jenis
yang bukan mahram dan yang tak ada keperluan penting dengannya. Misalnya dengan
menghindari pembicaraan yang yang berbau privasi dan menggunakan kata-kata yang
tepat dan tegas.
6. Memperhatikan Pertemanan
Berteman di media sosial mestilah mempertimbangkan kebaikan
dengan timbangan ilmu syar’i. Jangan bermudah-mudahan mengikuti status
seseorang yang tak jelas kebaikannya.
Ibnu Mas’ud pernah memberikan nasihat,
“Jika engkau sekedar menjadi pengikut kebaikan, maka itu
lebih baik daripada engkau menjadi panutan dalam kejelekan.” (Kitab Al Ibanah).
7. Medsosmu, Pedangmu
Sebagai muslim yang beretika, jadikan medsos sebagai
penghantar, sarana atau wasilah kepada kebaikan. Artinya, manfaatkanlah media
sosial untuk menebar kebaikan. Misalnya mengepost ayat-ayat Al-Qur’an, hadits,
kata mutiara para shahabat Rasulullah, dan sebagainya, yang diniatkan untuk
menjadi pengingat dan inspirasi bagi orang-orang yang membacanya.
8. Jangan Lalai!
Ini nih, masalah yang sering dialami pengguna sosial media.
Anak-anak muda dengan Instagram dan YouTube-nya, orangtua dengan WhatsApp dan
Facebook-nya, chatting di grup sampai larut, banyak deh alasannya. Lalu,
niatnya sih, liat snapgram si A, swipe-swipe! khatam deh sampai snapgram si Z.
Berbagai informasi dan hiburan yang tersedia membuat kita mudah terlalaikan
hingga waktu yang berharga terbuang begitu saja.
Ingat! Jika waktu yang ada tak digunakan untuk kebaikan,
bukankah yang tertinggal hanyalah kerugian?
9. Memperbanyak Ilmu dan Kebaikan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Baran
gsiapa yang memberi teladan dalam agama ini suatu
kebaikan, maka baginya pahala setiap orang yang mengamalkannya hingga hari
Kiamat tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.”
Jadi, manfaatkanlah kemudahan dalam bermedia sosial untuk
memperbanyak ilmu syar'i, memperluas wawasan, dan jadikan ia investasi kebaikan
yang dapat kita nikmati hasilnya di akhirat.
10. Ikhlas
Dan jangan lupakan yang satu ini, teman-teman. Karena ibarat
debu yang hilang disapu hujan, kebaikan yang kita sebarkan akan jadi sia-sia
jika diikuti rasa riya. Bersihkan niat kita setiap akan melakukan sesuatu di
media sosial, apakah saya melakukan ini agar Allah ridho?
Karena Ibnu Rajab pernah berkata,
“Tidaklah seseorang yang ingin dilihat itu mencari perhatian
makhluk. Akan tetapi mereka melakukannya akibat kejahilan (kebodohan) diri akan
keagungan Sang Khalik.”
Nah, dengan menerapkan etika di atas, maka media sosial yang
tadinya bisa jadi berbahaya dapat menjadi sebuah anugerah bagi kita. Kemajuan
teknologi memang seharusnya memudahkan kita. Namun kemajuan tersebut harus
dibarengi dengan ilmu syar’i dan akhlakul karimah. Yuk, beretika muslim saat
bermedia sosial!
Sumber: 10 Tips Seputar Gadget Sesuai Syariat. buletin Syiar
Tauhid edisi 09.
www.muslimahdaily.com
Tidak ada komentar:
Write komentar