Minggu, 26 November 2017

Etika Dalam Sosial Media




10 Etika Bermedia Sosial dalam Islam

Assalamualaikum ....

Kadang dunia maya membuat kita merasa memiliki ruang yang lebih luas, bahkan tak terbatas, untuk mengekspresikan diri kita. Komentar sana-sini, celetuk A sampai Z, share ini itu, upload berbagai macam foto, video, snapgram, status... membuat kita merasa sibuk dan telah menjelajah. Padahal di dunia nyata, beranjak dari tempat duduk pun tidak.







Seperti kegiatan pada umumnya, aktivitas di dunia maya ini bisa jadi media kebaikan atau bumerang bagi kita. Dan tentunya, kita ingin setiap perbuatan kita di dunia maya bermanfaat bagi kita maupun orang banyak, dan tentunya baik di mata Allah Subhaanahu wa ta'aala. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan, kedewasaan, dan etika dalam mengolah potensi yang satu ini.

Gak perlu khawatir! Karena dalam Islam, segala sesuatunya sudah diatur, termasuk hal-hal yang sering dianggap remeh seperti bermedsos ria ini. Apa aja sih etika yang harus kita terapkan dalam bermedia sosial?


1. Selalu Merasa Diawasi Allah

Ingat! Secanggih-canggihnya CCTV, ada Yang Maha Mengawasi dan Maha Melihat. Apapun yang kita post, termasuk niat di balik postingan tersebut, sadarilah selalu bahwa semua itu diketahui oleh Sang Maha Tahu. Kesadaran ini disebut muraqabah. Dengan selalu merasa diawasi Allah, maka pastilah kita takut melanggar batasan-batasan agama dalam memanfaatkan media sosial. Karena Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Jika kamu menampakkan sesuatu atau menyembunyikannya, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 54).


2. Semuanya akan Dihisab

Iya, semuanya. Kan, setiap perbuatan akan dihisab, meski seberat dzarrah. Artinya, setiap kalimat, foto, video yang kita unggah, akan dipertanyakan kelak di akhirat. Allah berfirman,

“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat Dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya. Barangsiapa mengerjakan kejahatan sebesar Dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya.”
 (QS. Az-Zalzalah: 7-8).


3. Jika Bermanfaat Gunakan, Jika Mudharat Tinggalkan

Tidak masalah jika segala sesuatu yang kita share bermanfaat bagi orang banyak. Yang salah adalah ketika sesuatu yang kita sehare justru mengundang permasalahan, sia-sia, maupun menjatuhkan harga diri orang lain. Intinya, jika suatu media sosial bermanfaat bagi kehidupan kita, maka tak ada salahnya untuk memanfaatkannya. Namun jika itu justru membawa lebih banyak kerugian, maka menghentikan aktivitas tersebut adalah keputusan yang bijak.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

“Di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah ia meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. At Tirmidzi).


4. Bertanggung Jawab

Menggunakan media sosial berarti kita bertanggung jawab atas semua yang kita post di publik, termasuk mem-follow, share, Iike, retweet, repost, comment dan lain-lain. Seorang muslim yang beretika baik akan berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu atau menanggapi sesuatu.

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati akan diminta pertanggung jawabannya.” (QS. Al-Isra’: 36)


5. Menjaga Batasan Pergaulan

Batasan ini terkhusus pada hubungan antar lawan jenis. Meski tidak bertatapan langsung, media sosial mampu membawa jerat-jerat penyakit hati di setiap interaksi lawan jenis. Maka batasilah interaksi dengan lawan jenis yang bukan mahram dan yang tak ada keperluan penting dengannya. Misalnya dengan menghindari pembicaraan yang yang berbau privasi dan menggunakan kata-kata yang tepat dan tegas.


6. Memperhatikan Pertemanan

Berteman di media sosial mestilah mempertimbangkan kebaikan dengan timbangan ilmu syar’i. Jangan bermudah-mudahan mengikuti status seseorang yang tak jelas kebaikannya.

Ibnu Mas’ud pernah memberikan nasihat,

“Jika engkau sekedar menjadi pengikut kebaikan, maka itu lebih baik daripada engkau menjadi panutan dalam kejelekan.” (Kitab Al Ibanah).


7. Medsosmu, Pedangmu

Sebagai muslim yang beretika, jadikan medsos sebagai penghantar, sarana atau wasilah kepada kebaikan. Artinya, manfaatkanlah media sosial untuk menebar kebaikan. Misalnya mengepost ayat-ayat Al-Qur’an, hadits, kata mutiara para shahabat Rasulullah, dan sebagainya, yang diniatkan untuk menjadi pengingat dan inspirasi bagi orang-orang yang membacanya.


8. Jangan Lalai!

Ini nih, masalah yang sering dialami pengguna sosial media. Anak-anak muda dengan Instagram dan YouTube-nya, orangtua dengan WhatsApp dan Facebook-nya, chatting di grup sampai larut, banyak deh alasannya. Lalu, niatnya sih, liat snapgram si A, swipe-swipe! khatam deh sampai snapgram si Z. Berbagai informasi dan hiburan yang tersedia membuat kita mudah terlalaikan hingga waktu yang berharga terbuang begitu saja.

Ingat! Jika waktu yang ada tak digunakan untuk kebaikan, bukankah yang tertinggal hanyalah kerugian?


9. Memperbanyak Ilmu dan Kebaikan

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

“Baran
gsiapa yang memberi teladan dalam agama ini suatu kebaikan, maka baginya pahala setiap orang yang mengamalkannya hingga hari Kiamat tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.”

Jadi, manfaatkanlah kemudahan dalam bermedia sosial untuk memperbanyak ilmu syar'i, memperluas wawasan, dan jadikan ia investasi kebaikan yang dapat kita nikmati hasilnya di akhirat.


10. Ikhlas

Dan jangan lupakan yang satu ini, teman-teman. Karena ibarat debu yang hilang disapu hujan, kebaikan yang kita sebarkan akan jadi sia-sia jika diikuti rasa riya. Bersihkan niat kita setiap akan melakukan sesuatu di media sosial, apakah saya melakukan ini agar Allah ridho?

Karena Ibnu Rajab pernah berkata,

“Tidaklah seseorang yang ingin dilihat itu mencari perhatian makhluk. Akan tetapi mereka melakukannya akibat kejahilan (kebodohan) diri akan keagungan Sang Khalik.”



Nah, dengan menerapkan etika di atas, maka media sosial yang tadinya bisa jadi berbahaya dapat menjadi sebuah anugerah bagi kita. Kemajuan teknologi memang seharusnya memudahkan kita. Namun kemajuan tersebut harus dibarengi dengan ilmu syar’i dan akhlakul karimah. Yuk, beretika muslim saat bermedia sosial! 



Sumber: 10 Tips Seputar Gadget Sesuai Syariat. buletin Syiar Tauhid edisi 09.
www.muslimahdaily.com

Tidak ada komentar:
Write komentar